Senin, 26 Desember 2011

CLOSING YG BERHASIL



Masih ingat AIDA+C? Ya, itulah rumus sales letter seperti pernah anda baca di SMUO. Dijelaskan, proses penjualan bermula dari menarik perhatian (attention), membangkitkan minat (interest), membangun hasrat (desire), membuat mereka melakukan tindakan (action), dan melakukan penutupan (closing).
Di sini saya tak bermaksud menjelaskan ulang rumus tersebut. Sebab pastinya bagi para member Formula Bisnis sudah membaca dan memahaminya dengan baik. Yang dijelaskan dalam posting ini lebih terfokus pada usaha closing saja. Bagaimana usaha closing yang anda lakukan mampu mengubah prospek menjadi pembeli?
Yang perlu dicamkan, closing pasti berhasil jika terjadi situasi menang-menang (win-win). Prospek merasa beruntung mendapatkan solusi terbaik dari produk/jasa anda, dan anda beruntung bisa membantu prospek mengatasi masalahnya. Jika hanya satu pihak saja yang merasa win, closing tak akan terjadi alias tak terjadi transaksi.
Kapan situasi win-win itu muncul? Kalau anda sebagai penjual, saya rasa selalu berada pada situasi siap menjual. Berarti yang perlu anda lakukan tinggal mendorong agar situasi win tersebut juga tercipta pada prospek anda.
Bagaimana caranya? Ada banyak teknik closing. Di antaranya seperti misalkan memberi pilihan kepada prospek. “Anda memilih yang ini atau yang itu?” Bisa juga dengan memberikan garansi, bonus, dan lainnya. Silakan baca lagi di Inilah 10 Rahasia Menjual Produk Lebih Cepat. Dan bagi yang mengandalkan iklan di koran, silakan baca Tips Meningkatkan Closing dari Koran di blog InhouseBusiness.
Lalu dari mana anda tahu suatu keadaan merupakan saat paling tepat melakukan usaha closing? Biasanya kita bisa tahu dari sinyal-sinyal yang dikirimkan prospek. Coba amati apakah prospek anda sudah terdorong untuk membeli? Dan apakah mereka siap membeli produk anda? Jika iya, segera lakukan closing.
Di situlah sensitifitas kita bermain untuk mengenali waktu closing itu tiba. Jam terbang anda selama ini dalam marketing akan meningkatkan sensitivitas anda untuk mengenali saat itu tiba. Kadang tak jarang, jika prospek sudah benar-benar berada dalam kondisi win, mereka yang akan meng-closing sendiri. Atau setidaknya membantu anda agar cepat melakukan closing.
Pada dasarnya closing hanya soal memahami. Bagaimana anda memahami kondisi prospek, apa saja yang ditakutkannya, apa saja yang membuat prospek ragu, dan apa sajakah yang diinginkan prospek. Bila anda mampu memahami keseluruhan kondisi prospek dengan baik, saya yakin closing hanya soal waktu. Contohnya seperti yang dialami Mas Mufli di sini.
Menurut pengalaman, sering usaha closing tak hanya dilakukan sekali. Bahkan bisa jadi berkali-kali. Karena itu usaha closing perlu diterapkan lewat berbagai jalur marketing. Selain lewat sales letter, juga melalui email marketing, dan blog.
Lalu bagaimana jika setelah anda berkali-kali usaha closing ternyata prospek tak kunjung melakukan seperti yang anda harapkan? Tak mengapa. Karena marketer profesional bukan hanya bertujuan mengclosing untuk penjualan semata, namun yang tak kalah penting adalah membangun hubungan baik. Ingat banyak teman banyak rejeki!
Cara efektif untuk melakukan closing sales adalah dengan menerapkan urgensi. Urgensi atau keadaan yang mendesak membuat prospek merasa harus segera merespon penawaran secepat mungkin. Tugas anda sebagai seorang internet marketer adalah memberikan alasan yang tepat kenapa prospek harus segera melakukan itu.
Kenapa cara closing ini begitu penting?
Kebanyakan orang yang melihat sebuah penawaran akan berpikir kalau mereka mempertimbangkannya nanti. Akibatnya sekalipun mereka sebenarnya sangat tertarik dengan produk yang ditawarkan, namun karena lupa misal disebabkan rutinitas, maka mereka TIDAK AKAN PERNAH memesan produk anda.
Mereka melupakan produk yang sebetulnya bisa membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Dari produk tersebut, mereka bisa mendapatkankerjasama bisnis; atau mungkin membuat hidup lebih sehat jika produknya berupa produk kesehatan. Dan anda sendiri sebagai seorang pemasar akan kehilangan penjualan. Tidak mau ini terjadi kan? Mari kita kupas lebih jauh untuk tips closing sales prospek tercepat.
Bicara tentang menciptakan keadaan mendesak dalam sebuah pemasaran, ada dua jenis produk:
  1. Produk yang di dalamnya sudah mengandung situasi mendesak.
  2. Produk yang perlu diciptakan situasi mendesak.
Produk yang di dalamnya sudah mengandung sifat urgensi tersebut sebagai contoh sebuah seminar yang misal diadakan tanggal 30 Juni. Adanya batas waktu tertentu tersebut membuat orang-akan langsung tahu bahwa mereka harus mendaftar sebelum tanggal tersebut. Jika lewat, berarti mereka tak dapat ikut.
Atau contoh lain, seminar tersebut hanya dibatasi 100 peserta. Artinya begitu terpenuhi pendaftar 100 orang, maka pendaftaran seminar otomatis ditutup. Ini merupakan contoh situasi mendesak yang sudah berada dalam produk itu sendiri.
Sampai di sini mengerti kan? :)
Nah, bagaimana dengan produk kedua yang tidak mengandung situasi mendesak dalam produknya. Bagaimana cara menciptakannya agar tingkat closing sales tetap tinggi?
Pernah nonton iklan properti di televisi kan yang mengatakan harga akan naik setelah tanggal sekian? Itu salah satu bentuk penerapannya. :)
Prinsipnya, jika anda hendak membuat situasi mendesak adalah temukan keinginan terpendam dari produk, lalu penuhi hal tersebut. Bagaimana konkretnya?
Buat daftar apa keinginan terpendam dari prospek anda dan pilih salah satu yang terbaik. Lalu berikan bonus yang berhubungan dengan keinginan terpendam prospek tersebut. Ini seperti yang pernah saya contohkan dalam posting Lanjutan dari Artikel Sebelumnya pada tips ke tujuh. lalu coba padukan dengan penciptaan urgensi waktu, itu kan menjadi teknik marketing yang dahsyat, yang mendorong prospek langsung melakukan pembelian produk anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar