Sabtu, 24 Desember 2011

KENDALIKAN HIDUP KITA


Bila diajukan pertanyaan kepada Anda, "Apakah Anda sendiri yang mengukir kisah hidup Anda, atau Anda membiarkan orang lain dan keadaan yang mengukir hidup Anda?" Kira-kira, apa jawaban Anda? Mungkin sebagian Anda akan menjawab, "Ya, tidak tahulah mas Jamil, tapi rasa-rasanya sih saya sendiri yang mengukir kisah hidup saya..."
Untuk membantu menemukan jawaban itu, mari kita rujuk tulisan Scott Young. Dalam salah satu artikelnya Scott Young  menuliskan beberapa ciri yang menunjukkan bahwa Anda dikontrol oleh orang lain atau keadaan. Pertama, Anda tidak menyukai pekerjaan Anda, tetapi Anda bertahan di tempat itu. Mengapa Anda bertahan? boleh jadi karena Anda sudah terlanjur merasa 'aman' dan 'comfort' dengan apa yang Anda dapatkan. Atau boleh jadi karena tekanan orang-orang di sekitar Anda.
Ciri kedua, hidup Anda selalu disibukkan dengan melunasi satu tagihan dan tagihan berikutnya.  Parahnya lagi, apabila tagihan Anda semakin lama bukannya semakin berkurang tetapi malah semakin bertambah. Setiap saat debt collector dari koperasi, kartu kredit, bank, rentenir datang menghampiri rumah atau kantor Anda.
Ciri ketiga, Anda merasa bertanggungjawab untuk melaksanakan sesuatu yang sebenarnya tidak Anda sukai. Tapi mau tidak mau, harus dikerjakan.
"Nah, kalau begitu bagaimana caranya agar saya bisa mengukir kisah hidup saya sendiri?" Berikut saya kutip beberapa pendapat Scott Young dalam artikelnya tersebut.
Aturan pertama, jangan pernah biarkan siapa pun mendikte hidup Anda. Sekalipun ia adalah orangtua Anda, pasangan Anda, anak Anda, atasan Anda, atau siapa pun. Bersikaplah terbuka terhadap semua masukan dari siapa pun, namun pastikan bahwa keputusan final ada di tangan Anda. Termasuk diantaranya dalah urusan karir, pendidikan, hubungan, dan seterusnya. Ingatlah selalu, ini adalah hidup Anda, Anda-lah pemain utamanya, dan Anda kelak yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Pencipta.
Aturan kedua, kendalikan keuangan Anda dan jangan biarkan uang yang mengatur Anda. Mengapa? Karena uang bisa menjadi sumber daya yang memajukan hidup Anda, atau menjadi penjerat yang mengatur hidup Anda. Kebebasan finansial bukanlah tentang kemampuan untuk bisa membeli seluruh barang mewah yang Anda inginkan di dunia, melainkan juga bisa berarti kemampuan menjadikan uang sebagai alat, dan bukan sebagai perusak hidup Anda.
Aturan ketiga, apa pun yang menjadi kekurangan Anda, yakinlah bahwa itu bisa dilatih dan ditingkatkan. Jadi, kalau ada yang mengatakan Anda kurang ini atau kurang itu, jangan pesimis. Tanamkanlah dalam pikiran Anda asumsi bahwa saat ini Anda hanya belum menggali secara maksimal kekuatan Anda di bidang itu. Setelah itu, belajar dan kembangkanlah diri Anda setiap waktu.
Semoga Anda sendirilah yang mengukir hidup Anda
Seberapa BESAR (kecil) kah NILAI DIRI Anda…?
Beberapa waktu yang lalu, sewaktu memberikan pelatihan di sebuah bank swasta terkemuka di Indonesia, saya bertemu dengan Office Boy (OB) mantan bawahan saya. Saya masih mengingatnya karena ‘performance’-nya termasuk yang di bawah rata-rata. Datang seringkali terlambat, jam 3 sore dicari seringkali sudah tidak di tempat, ketika ada tamu seringkali orangnya menghilang.
Jadi mudah bukan untuk membuat atasan mengingat anda: jadilah yang terbaik (di atas rata-rata) atau jadilah yang terburuk (di bawah rata-rata)!   Karena sudah banyak orang rata-rata, makanya atasan sulit untuk mengingat.  
Saya menyapanya dan bertanya tentang dirinya, pekerjaannya, keluarganya, dan kehidupannya sekarang. Mungkin sudah banyak perubahan karena sudah hampir 10 tahun kami berpisah (ketika itu saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah Pasca Sarjana di Inggris).
Ternyata, I was very suprised, saat inipun dia masih bekerja sebagai seorang OB dengan penghasilan tidak beda jauh dari penghasilannya 10 tahun yang lalu.
Dia mulai berkeluh kesah: hidup ini susah, cari pekerjaan sulit, kebutuhan pokok selalu melambung padahal gaji naik hanya sedikit, atasan tidak fair (tidak pernah memberikan kesempatan), rekan kerja tidak pernah mendukung, dlsbnya.
Sebelum dia curhat lebih lama, saya menyelanya: Semua itu adalah PILIHAN anda, anda yang membuat hal-hal yang disebutkan di atas terjadi! Dia KAGET?!
Saya (S): Coba pikirkan ketika anda masih bekerja bersama saya dulu, sudahkah anda memberikan yang terbaik yang bisa anda berikan? Apakah anda berusaha untuk selalu memberikan lebih atau ketika OB lain memberikan lebih, anda mencibir dan menyebut mereka sebagai ‘penjilat’ atau orang yang tidak ‘realistis’?
Dia (OB): Tapi kan kami dibayar hanya UMR, kami berada di posisi paling bawah dalam hierarki organisasi, ngapain kami memberikan lebih dari job desc yang ada?
S: Nah itulah, ketika anda bilang ngapain memberikan lebih berarti saat itulah anda telah dinilai atau dicap tidak akan mampu untuk mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan. Anda tidak akan pernah diberi kepercayaan lebih karena anda tidak pernah menunjukkan bahwa anda sebenarnya mampu.
OB: Tapi kami kan hanya OB, mana mungkin untuk naik jabatan. Sekali OB pensiunnya juga OB bukan?
S: Kata sapa? Apakah anda pernah bertemu dengan Tuhan dan Dia mengatakan bahwa nasib anda adalah sebagai seorang OB hingga anda pensiun? Kalau anda mau tahu, ada seorang OB seperti anda, yang pendidikannya hanya SMA, tapi dalam waktu 19 tahun bisa menjadi seorang Vice President bank asing terkemuka di Indonesia. Anda kaget?
OB: Tapi kalau saya melakukan dan memberikan lebih nanti saya disebut ‘penjilat’ atau ‘carmuk’ (cari muka) oleh rekan-rekan saya? Gimana dong?
S: Itulah yang membedakan orang rata-rata dengan orang di atas rata-rata. Orang rata-rata akan mencari alasan dan pembenaran diri untuk menyesuaikan GOAL yang ingin dicapai dengan kemampuan dirinya, sama seperti anda saat ini. Anda mencari 1001 alasan untuk membenarkan dan men-justifikasi perilaku, tindakan, dan kebiasaan anda, bahwa sebagai seorang OB ngapain bekerja dan memberikan lebih. Kan nasib anda hanya OB dan pensiun juga sebagai OB, betul bukan?
Beda dengan orang di atas rata-rata, mereka akan menyesuaikan KEMAMPUAN dengan goal yang sudah mereka tetapkan sebelumnya. Mereka akan terus meng-upgrade kemampuan untuk mencapai target dengan lebih cepat dan lebih baik. Mengapa anda tidak menggunakan 1001 alasan tadi untuk membantu anda untuk mencapai target atau tujuan hidup anda?
Buat 1001 alasan mengapa dan bagaimana anda harus mencapai target anda dibanding membenarkan dan men-justifikasi kenapa saya tidak berhasil!
OB: Termasuk memberikan dan mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan?
S: Yesss! Ketika anda memberikan dan mengerjakan lebih dari nominal gaji anda yang dibayarkan berarti anda meningkatkan NILAI DIRI anda. Terus tingkatkan NILAI DIRI anda sehingga rekan kerja, atasan, bawahan, bahkan orang di luar organisasi tahu nilai diri anda! Ketika nilai diri anda luar biasa, orang lain yang akan ‘hunting’ dan memburu anda, bahkan berlomba-lomba untuk merekrut anda.
Sebaliknya ketika anda mau resign karena tidak ada kecocokan dan atasan sama sekali tidak berusaha menahan anda berarti nilai diri anda lebih rendah dibanding nomimal gaji yang dibayarkan. Ngapain atasan harus menahan anda yang di bawah rata-rata? Di luar sana ada jutaan pengangguran yang siap dan mau memberikan lebih dibanding anda.  
Seorang rekan yang sewaktu bekerja di bawah pimpinan saya, terus menerus mengeluh, komplain, dan tidak puas dengan gaji yang dibayarkan serta fasilitas yang diberikan. Ketika dia resign, saya tidak menahannya. Sekarang dia sudah menganggur hampir 1 tahun. Dia mencoba untuk berusaha tetapi ternyata hasil yang diperoleh tidak mencukupi biaya hidup keluarganya. Menunjukkan apa? Bahwa ternyata gaji yang saya bayarkan saat itu melebihi nilai dirinya (over paid), bukan?!  
Jadi di sini, saya hanya memprovokasi anda: kerjakanlah dan lakukanlah melebihi nominal gaji yang dibayarkan sehingga otomatis anda meningkatkan nilai diri anda! atau sebaliknya, mengambil sikap sebagai penonton, menjadi ‘komentator’ yang setia, mencibir orang lain sebagai ‘penjilat’ atau ‘tidak realistis’, dan membenarkan serta men-justifikasi perilaku, tindakan, kebiasaan, dan belief anda yang kurang bermanfaat sehingga otomatis anda menurunkan nilai diri anda!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar